Rajabakarat Situs Casino Online Terpercaya Di Indonesia

Minggu, 18 Agustus 2019

Cerita Sex Nikmatnya Sensasi ML yang Diberikan Oleh Mantan Muridku


CERITA SEX - Namaku Arlin, tinggi 160 cm, berat 56 kg dengan lingkar pinggang 65 cm, Keseluruhannya, sosokku kelihatan kencang serta garis seksi tubuhku terlihat jelas jika kenakan pakaian yang ketat khususnya baju senam. Saya ialah Ibu dari dua anak, berumur 42 tahun serta kerja jadi seseorang guru disebuah SLTA di kota Semarang. 

Kata orang bentuk tubuhku seperti satu diantara artis yang masih kencang di umur yang makin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tapi saya mempunyai payudara yang semakin besar hingga kelihatan lebih menggairahkan serta semua anugerah itu kudapat dengan berolahraga yang teratur. 

Kurang lebih 6 tahun waktu lalu waktu umurku masih 36 tahun salah seseorang sahabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, sebab dia rekan baikku serta suamiku tidak keberatan pada akhirnya saya menyetujuinya. 

Nama nya Sandy, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar sebab Sandy seseorang atlet karate di tempatnya. Oh iya, Sandy ini sudah pernah jadi muridku waktu saya masih jadi Guru SD. 

Sandy benar-benar sopan serta tahu diri. Ia banyak menolong pekerjaan rumah serta seringkali temani atau mengantarkan ke-2 anakku bila ingin melancong. Dalam tempo satu bulan saja ia telah menyatu dengan keluargaku, bahkan juga suamiku seringkali mengajaknya main tenis bersamanya. 

Saya jadi terlatih dengan hadirnya, awalannya saya benar-benar jaga penampilanku jika di depannya. Saya tidak malu kenakan pakaian kaos ketat yang sisi dadanya cukup rendah, juga Sandy menunjukkan sikap yang lumrah bila saya kenakan pakaian yang cukup menonjolkan keindahan garis tubuhku. 

Seputar 4 bulan sesudah kehadirannya, suamiku mendapatkan pekerjaan sekolah keluar negeri sepanjang 3 tahun. Saya benar-benar berat melepasnya, sebab saya bingung bagaimana mengalirkan keperluan seks ku yang masih menggelora. 

Walaupun usiaku tidak muda , tetapi saya teratur mengerjakannya dengan suamiku, sekurang-kurangnya satu minggu 2 kali. Mungkin itu sebab olahraga yang tetap saya lakukan, hingga keinginan tubuhku masih seperti anak muda. Serta sekarang dengan kepergiannya automatis saya harus meredam diri. 

Awalannya biasa saja, tetapi sesudah 8 bulan kesepian yang sangat benar-benar menyerangku. Itu membuat saya jadi gelisah serta jadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, saya masih belum bangun walaupun jam sudah tunjukkan angka 9. 

Sebab tempo hari ke-2 anakku meminta diantar menginap di dalam rumah nenek mereka, hingga ini hari saya ingin tidur sepuas-puasnya. Sesudah makan, saya lalu langsung kembali tidur-tiduran di kamarku. Tidak lama terdengar suara pintu yang dibuka. 

“Bu Arlin..?” Suara Sandy berbisik, saya diam saja. Kupejamkan mataku semakin erat. Sesudah sesaat, saya tercekat saat rasakan suatu di pahaku. Kuintip lewat pojok mataku, nyatanya Sandy telah berdiri di samping ranjangku, serta matanya sedang tertuju memandang tubuhku, tangannya menggenggam sisi bawah gaunku, saya lupa jika saya sedang kenakan pakaian tidur yang tipis, apalagi tidur telentang juga. Hatiku jadi berdebar-debar tidak karuan, saya terus berpura-pura tertidur. 

“Bu Arlin..?” Suara Sandy terdengar lebih keras, kukira ia ingin pastikan apa tidurku betul-betul pulas ataukah tidak. Saya putuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku terungkap semua sampai keleher. 

Lalu kurasakan Sandy mengelus bibirku, jantungku seperti melonjak, saya coba masih tenang supaya pemuda itu tidak berprasangka buruk. Kurasakan tangan itu mengelus-elus ketiakku, sebab tanganku masuk ke bantal automatis ketiakku kelihatan. 

Kuintip , muka pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tetapi saya meyakini dia belum mengetahui jika saya pura-pura tertidur. Kuatur napas selembut mungkin lalu kurasakan tangannya mencari leherku, bulu kudukku meremang geli, saya coba bertahan, saya ingin tahu apa yang ingin dilakukan pada tubuhku. Keseruan bermain casino online indonesia 

Tidak lama kemuadian saya rasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, sebelumnya dia hanya mengelus-elus, saya masih diam sekalian nikmati elusannya, lalu saya rasakan buah dadaku mulai diremas-remas, serta saya rasakan seperti ada suatu yang sedang naik-turun di tubuhku, saya telah lama merindukan sentuhan lelaki serta kekasaran seseorang pria. Saya putuskan masih diam sampai waktunya datang. 

Saat ini tangan Sandy sedang berupaya buka kancing BH-ku dari depan, selang beberapa saat kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas serta memilin puting susuku. Saya ingin mendesah nikmat tetapi kelak justru membuat takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. 

Kurasakan tangannya gemetar waktu memencet puting susuku, kulirik perlahan, kulihat Sandy mendekatkan mukanya mengarah buah dadaku lalu dia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat rasakan kesenangan isapannya, tetapi saya terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua telah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus mengisap puting susuku dibarengi gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, sangat nikmat. 

Tangan kanan Sandy mulai mencari selangkanganku, kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, saya tidak tahu apa vaginaku telah basah apa belum. Yang pasti jari-jari Sandy menekan-nekan lubang vaginaku di luar CD, lalu kurasakan tangannya menyelinap masuk ke CD-ku. 

Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kesenangan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandy coba masuk lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya ambles masuk ke, wah sangat nikmat. Saya harus akhiri Sandiwaraku, saya telah tidak tahan , kubuka mataku sekalian menyentakkan tubuhku. Perkiraan Bola 

“Sandy!! Ngapain kamu?” 

Saya berupaya bangun duduk, tetapi tangan Sandy mendesak pundakku dengan keras. Mendadak Sandy mencium mulutku secara cepat, saya berupaya memberontak dengan mengerahkan semua tenagaku. Tetapi Sandy semakin keras mendesak pundakku, justru saat ini pemuda itu menindih tubuhku, saya kesusahan bernapas ditindih tubuhnya yang kekar serta berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke mulutku, tetapi saya pura-pura menampik. 

“Bu.., maafkan saya. Telah lama saya ingin rasakan ini, maafkan saya Bu…” Sandy melepas ciumannya lalu memandangku dengan pandangan minta. 

“Kamu kan dapat dengan rekan-rekan kamu yang masih terbilang muda. Ibukan telah tua,” Ujarku lembut. 

“Tapi saya telah terpikat dengan Bu Arlin.. Waktu SD saya seringkali melihat BH yang Ibu gunakan… Saya akan memberi kepuasan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandy. 

“Ah kamu… Ya telah terserah kamu sajalah” 

Saya pura-pura menghela napas panjang, walau sebenarnya tubuhku tidak tahan ingin dijamah olehnya. Lalu Sandy melumat bibirku serta pelan-pelan saya melayani permainan lidahnya. Ke-2 tangannya meremas-remas pantatku. 

Untuk membuat makin membara, saya meminta izin ke WC yang ada di kamar tidurku. Di kamar mandi, kubuka semua baju yang berada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. 

Apakah benar pemuda seperti Sandy terangsang lihat tubuhku ini? Peduli sangat yang penting saya ingin rasakan bagaimana sih bercinta dengan remaja yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, matanya terbeliak lihat badan sintalku yang tidak tertutup sehelai benangpun. 

“Body Ibu bagus banget…” ia memberikan pujian pada sambil mengecup putting susuku yang telah mengeras sejak dari barusan. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, dari mulai pipi, ke-2 telinga, leher, sampai ke dadaku. 

Sepasang payudara montokku habis diremas-remas serta diciumi. Putingku 1/2 digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, dikenyot-kenyot dengan benar-benar bernafsu. 

“Ibu hebat…,” desisnya. 

“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sekalian mengacak-acak rambut Sandy yang panjang seleher. 

“Badan Ibu tidak banyak beralih dibanding saya SD dulu” Tuturnya sekalian terus melumat puting susuku. Sangat nikmat. 



“Itu sebab Ibu teratur olahraga” jawabku sambil meremas benjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana sampai celana dalamnya. Pahami kemauanku, ia lalu duduk di tepi ranjang dengan ke-2 kaki mengangkang. Dibukanya sendiri pakaian kaosnya, sesaat saya berlutut mendapatkan batang penisnya, hingga sekarang kami saling bugil. 

Cukup lama saya mencumbu kemaluannya, Sandy meminta gantian, ia ingin mengerjai vaginaku. 

“Masukin saja yuk, Ibu ingin merasakan penis kamu San!” Cegahku sekalian menciumnya. 

Sandy tersenyum lebar. “Sudah tidak sabar ya?” godanya. 

“Kamu juga tidak kuat kan sebetulnya San,” Balasku sekalian mencubit perutnya yang berotot. 

Sandy tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berangkulan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Nyatanya Sandy pandai sekali bercumbu. Birahiku naik makin tinggi dalam tempo yang benar-benar singkat. Berasa vaginaku makin berdenyut-denyut, lendirku semakin membanjir, tidak sabar menunggu terobosan batang kemaluan Sandy yang besar. 

Berlainan dengan suamiku, Sandy kelihatannya lebih sabar. Ia tidak selekasnya masukkan batang penisnya, tetapi terus menciumi sekujur tubuhku. Paling akhir ia mengubah tubuhku sampai menelungkup, lalu diciuminya ke-2 pahaku sisi belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik sampai ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak. 

Sandy menyisipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, badan kami berimpitan dengan tempat saya membelakangi Sandy, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, serta kadang-kadang pipiku. Selain itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Berasa jari tengahnya menyelinap lembut ke liang vaginaku yang basah merekah. 

“Vagina Ibu bagus, tebel, tentu enak bercinta sama Ibu…,” ia berbisik persis di telingaku. 

Suaranya sangatlah parau, tanda-tanda birahinya juga sama tingginya dengan saya. Saya tidak dapat bereaksi apa pun . Kubiarkan saja apa pun yang dikerjakan Sandy, sampai berasa tangan kanannya bergerak mengusung samping pahaku. 

Mataku terpejam rapat, seolah tidak bisa buka. Berasa nafas Sandy makin mengincar, sesaat ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya memegang serta meremas gemas buah dadaku, sesaat yang kanan mengusung samping pahaku makin tinggi. Lalu…, berasa satu benda tumpul menyodok masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, ia sudah masukkan rudalnya…!!! 

Sesaat saya tidak bisa bereaksi benar-benar, tetapi cuma menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci untuk inci batang kemaluan Sandy masuk liang vaginaku. Berasa penuh, nikmat mengagumkan. 

“Oohh…,” tidak lama kemudian saya mulai bereaksi tidak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sesaat Sandy mulai memaju mundurkan roket rudalnya. Mulutku mulai merintih-rintih tidak teratasi. 

“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku 1/2 menjerit. 

Sandy tidak menjawab, tetapi terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat serta kuat, bahkan juga condong kasar. Tentunya saya makin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti akan membuka liang vaginaku sampai ke basic. 

“Oohh…, Saannn…!!!” 

Sandy justru makin semangat dengar jerit serta rintihanku. Saya makin erotis. 

“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!” 

Sandy terus mengenjot-genjot. Tenaganya kuat sekali, ditambah dengan batang penis yang mengagumkan keras serta kaku. Meskipun kami bersetubuh dengan tempat menyamping, kelihatannya Sandy benar-benar tidak kesusahan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali berasa akan meledak. 

“Ibu ingin keluar! Ibu ingin keluaaar!!” saya menjerit-jerit. 

“Yah, yah, yah, saya , saya ! Enak sekali bercinta sama Ibu!” Sandy menyodok-nyodok makin kencang. 

“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!” 

“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!” 

“Oh, ah, uuugghhh… ” 

“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu enak, yahhh, teruuusss…” 

Pada beberapa detik akhir, tangan kananku mendapatkan pantat Sandy, kuremas bongkahan pantatnya, sesaat paha kananku mengusung lurus tinggi-tinggi. Berasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Saya orgasme! 

Sekejap saya seperti melayang-layang, tidak ingat apa-apa terkecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin telah beberapa waktu saya tidak rasakan kesenangan semacam ini. Sandy mengecup-ngecup pipi dan daun telingaku. Sesaat ia biarkan saya mengendalikan nafas, sebelum selanjutnya ia memintaku menungging. Saya baru sadar jika nyatanya ia belum sampai orgasme. 

Kuturuti keinginan Sandy. Dengan cukup lunglai karena orgasme yang mengagumkan, kuatur tempat tubuhku sampai menungging. Sandy ikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar serta panjang itu masih menancap dalam vaginaku. 

Lalu perlahan-lahan berasa ia mulai mengayun pinggulnya. Nyatanya ia mengagumkan sabar. Ia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua dengan teratur, seolah-olah kami barusan mengawali permainan, walau sebenarnya pasti perjalanan birahinya telah lumayan tinggi barusan. 

Saya nikmati pergerakan maju-mundur penis Sandy dengan diam. Kepalaku menunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapakah lama, vaginaku mulai berasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, melihat ke belakang. Sandy selekasnya menunduk serta dikecupnya pipiku. 

“San.. Kamu hebat sekali.. Ibu anggap barusan kamu hampir keluar,” kataku terus jelas. 

“Emangnya Ibu senang jika saya cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

Saya tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandy pahami, diciumnya bibirku. Lalu ia menggenjot bertambah cepat. Ia seperti tahu jika saya mulai keenakan . Karena itu kugoyang-goyang pinggulku perlahan-lahan, ke kiri serta ke kanan. 

Sandy melenguh. Diremasnya ke-2 bongkah pantatku, lalu gerakannya bertambah kuat serta cepat. Batang kemaluannya yang mengagumkan keras menghujam-hujam vaginaku. Saya mulai mengerang-erang . 

“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!” 

Sandy tidak bernada, tetapi mengenjot-genjot makin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Saya menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku menjalar naik makin tinggi. Kurasakan Sandy juga kesempatan ini selekasnya akan sampai klimaks. 

Karena itu kuimbangi gerakannya dengan menggoyahkan pinggulku secepatnya. Kuputar-putar pantatku, kadang-kadang kumaju mundurkan bersimpangan dengan pergerakan Sandy. Pemuda itu mulai mengerang-erang tanda-tanda ia juga selekasnya akan orgasme. 

Mendadak Sandy menyuruhku kembali. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Saya kembali cepat. Lalu ku kangkangkan ke-2 kakiku dengan 1/2 mengusung. Sandy langsung menyodokkan ke-2 dengkulnya sampai merapat pada pahaku. Ke-2 kakiku menekuk mengangkang. Sandy menggenggam ke-2 kakiku dibawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghujam mulut vaginaku yang menganga. 

“Aarrgghhh…!!!” saya menjerit. 



“Aku hampir keluar!” Sandy bergumam. Gerakannya langsung cepat serta kuat. Saya tidak dapat bergoyang dalam tempat semacam itu, karena itu saya pasrah saja, nikmati genjotan-genjotan keras batang kemaluan Sandy. Ke-2 tanganku menerkam sprei kuat-kuat. 

“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku. 

“Ooohhh, enak sekali…, saya keenakan…, enak bercinta sama Ibu!” Erang Sandy 

“Ibu , Ibu , vagina Ibu keenakaan…!” Balasku. 

“Aku hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ” 

“Ibu ingin keluar , tahan dahulu! Teruss…, yaah, saya ingin keluarr!” 

“Ah, oh, uughhh, saya tidak tahan, saya tidak tahan, saya ingin keluaaar…!” 

“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, saya ingin keluar, saya ingin keluar, vaginaku keenakan, Gabung dengan kami permainan baccarat di Rajabaccarat.info
saya keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!” 

Tubuhku mengejang sekejap sesaat otot vaginaku berasa berdenyut-denyut kencang. Saya menjerit panjang, tidak dapat meredam enaknya orgasme. Saat bertepatan, Sandy mendesak kuat-kuat, menghujamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku. 

“Oohhh…!!!” ia juga menjerit, sesaat berasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di vaginaku. Enaknya tidak terkatakan, indah sekali sampai orgasme dalam tempo persis bertepatan semacam itu. 

Lalu badan kami saling melunglai, tapi kemaluan kami terus bertautan. Sandy memelukku mesra sekali. Sesaat kami saling repot mengendalikan nafas. 

“Enak sekali,” bisik Sandy sesaat setelah itu. 

“Hmmm…” Saya menggeliat manja. Berasa batang kemaluan Sandy bergerak di vaginaku. 

“Vagina Ibu enak sekali, dapat nyedot-nyedot gitu…” 

“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…” 

Sandy bergerak menciumi saya . Kesempatan ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyelinap mencium ketiakku. Saya mengikik kegelian. Sandy menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tetapi enak. Ditambah lagi selanjutnya lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku. 

Sandy lalu menetek seperti bayi. Saya mengikik . Putingku disedot, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandy sebab sikapnya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak . Sandy mengusung mukanya dikit, tersenyum tipis, lalu mengatakan, 

“Aku dapat tidak puas-puas bercinta sama Ibu… Ibu suka juga kan?” 

Saya tersenyum saja, serta itu cukup sudah buat Sandy jadi jawaban. 

Akhirnya, sepanjang hari itu kami bersetubuh . Sesudah break sesaat di sore hari malamnya Sandy kembali minta jatah dariku. Minimal malam itu ada 3 ronde penambahan yang kami mainkan dengan entahlah berapakah kali saya sampai orgasme. Yang pasti, esok paginya tubuhku betul-betul lunglai, lemas tidak bertenaga. 

Hampir tidak tidur benar-benar, tetapi saya masih pergi ke sekolah. Di sekolah rasa-rasanya saya kuyu sekali. Rekan-rekan banyak yang menduga saya sakit, walau sebenarnya saya malah sedang bahagia, setelah bersetubuh satu hari tadi malam dengan sisa muridku yang perkasa. 

Telah satu minggu Sandy jadi suami ku. Serta jujur saja saya benar-benar nikmati kehidupan malamku sepanjang satu minggu ini. Sandy betul-betul pemuda yang benar-benar perkasa, sepanjang satu minggu ini liang vaginaku tetap disiramnya dengan sperma fresh. Serta entahlah berapakah kali saya meredam jeritan sebab kesenangan mengagumkan yang dia beri. 

Meskipun malam telah senang menjilat, mengisap, serta mencium sepasang payudaraku. Sandy tetap meremasnya bila ingin pergi kuliah waktu pagi hari, tuturnya sih buat meningkatkan semangat. Saya tidak ingin melarang sebab saya

Sandy lalu hentikan pekerjaan mulutnya. Tangannya selekasnya buka hubungan bra yang ada di muka, dengan sekali pijitan jari telunjuk serta ibu jari samping kanan Sandy, Selekasnya dua buah gunung kembarku yang masih kencang serta tertangani menyembul keluar nikmati kebebasan alam yang indah. 

Lalu Sandy tempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku samping kanan, disapu serta dijilatnya sembulan daging fresh itu. Secepat itu juga merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras yang fresh melawan ke atas. Sandy mengulum putingku dengan buas, kadang-kadang digigit halus serta ditariknya dengan gigi. 

Saya cuma dapat mengeluh serta merintih, sekalian mengusung badanku sambil melepas pakaian serta rok kerjaku dan bra warna hitam yang sudah dibuka Sandy serta kulemparkan kekursi rias. Dengan penuh nafsu Sandy mengisap buah dadaku yang samping kiri, tangan kanannya meraba serta menyebar kebawah sampai ia sentuh CD-ku serta berhenti digundukan nikmat yang penuh melawan fresh ke atas. 

Lalu Sandy merabanya mengarah vertikal, dari atas kebawah. Lihat CD-ku yang telah basah lembab, dia langsung menurunkannya, menggerakkan dengan kaki kiri serta langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet. 

Tangan kanan itu selekasnya mengelus serta memberi sentuhan rangsangan pada vaginaku, dimana sisi atasnya ditumbuhi bulu halus tertangani, pada bagian belahan vagina sisi bawahnya bersih serta mulus tanpa memiliki rambut. Rangsangan Sandy makin tajam serta hebat hingga saya meracau. 

“Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.” 

Sandy selekasnya buka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya selekasnya menjulur kebawah serta lidahnya menjulur masuk untuk sentuh lebih dalam cari kloritasku yang makin jadi membesar serta mengeras. Ia mendesak dengan penuh nafsu serta lidahnya bergerak liar ke atas serta kebawah. 

Saya menggelinjang serta teriak tidak tahan meredam orgasme yang akan makin menekan muncul seperti gunung merapi yang ingin memuntahkan lahar nya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, sambil tanganku menggenggam kepala Sandy serta menekannya kebawah sekalian mengeluh. 

“Ssaann.. Aarghh..” 

Saya tidak dapat meredamnya sampai menjerit waktu terima ledakan orgasme yang pertama, lahar juga membludak menyemprot ke atas hidung Sandy yang mancung. 

“Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” vaginaku berdenyut kencang serta mengejanglah tubuhku sekalian masih meracau. 

“Saan.. Kamu jago sekali mainkan lidahmu dalam vaginaku sayang.. Cium ibu sayang.” 

Sandy selekasnya bangun mendekap erat di atas dadaku yang dalam kondisi oleng menyongsong getaran orgasme. Dia lalu mencium mulutku dengan kuatnya serta saya menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandy dalam rongga mulutku yang indah. 

Tubuhku tergolek tidak berkapasitas sekejap, Sandy juga mencumbuku dengan mesra sekalian tangannya mengelus-elus semua tubuhku yang halus, sambil memberi kecupan hangat didahi, pipi serta mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya saya nikmati sisa-sisa kesenangan orgasme yang hebat. 

Sesudah merasakan saya cukup beristirahat Sandy mulai sentuh serta membelaiku . Saya selekasnya bangun serta menggerakkan tubuh Sandy yang ada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium serta kujilati pipinya, selanjutnya menyebar kekupingnya. 

Kumasukkan lidahku ke lubang telinga Sandy, hingga dia meronta meredam gairahnya. Jilatanku semakin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandy yang memiliki rambut, Kubelai dada Sandy yang bagian berotot sedang tangan kananku mainkan puting yang satunya . Mengelinjang Sandy mendapatkan sentuhan yang menusuk dititik rawannya yang menjalar gairahnya itu, Sandy juga mengeluh serta mendesah. 

Kegiatanku makin menghangat dengan turunkan sapuan lidah sekalian tanganku menjalar keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandy didesak kebawah serta kesamping terus kulepaskan serta kubelai perut bawah Sandy hingga kemudian kekemaluan Sandy jadi membesar serta mengeras. Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandy yang melawan ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit Sandy yang putih. 

Lihat kondisi yang telah menggairahkan itu saya jadi tidak sabar serta selekasnya kutempelkan bibir hangatku kekepala rudalnya Sandy dengan penuh gelora nafsu, kusapu kepala rudalnya dengan jeli, kuhisap lubang air seninya hingga membuat Sandy memutar kepalanya kekiri serta kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya meredam kesenangan yang benar-benar tanpa tara, mengenai tangannya menjambak kepalaku. 

“Buuu.. Dera nikmat darimu tidak tertahankan.. Kuingin memilikimu sepenuhnya,” Sandy mengeluh. 

Saya tidak menjawabnya, cuma lirikan mataku sekalian mengedipkannya satu mata mengarah Sandy yang sedang kelenjotan. Sukmanya sedang terbang melayang-layang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Mengenai tanganku memijit serta mengocoknya dengan irama yang perlahan serta makin cepat, sesaat lidahku menjilati semua permukaan kepala rudalnya itu. Terhitung pada bagian urat yang peka sisi atas sekalian kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi. 

Sadar akan kondisi Sandy yang makin mendaki pucuk kesenangan serta akupun sendiri sudah terangsang. Denyutan vaginaku sudah memengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan rudalnya Sandy serta selekasnya kuposisikan tubuhku di atas badan Sandy menghadap kekakinya. 

Kumasukkan rudalnya Sandy yang keras serta menegang ke relung nikmatku. Selekasnya kuputar serta kupompa turun naik sekalian mendesak serta memijat dengan otot vagina semaksimal mungkin. Irama pergerakan juga kutambah sampai kecepatan optimal. 

Sandy berteriak, sesaat saya juga terlalu fokus nikmati dera kesenangan gesekan kontol sandy yang menggesek G-spotku berkali-kali hingga memunculkan dera kesenangan yang tidak dapat terlukis dengan beberapa kata. Tangan Sandy juga tidak tinggal diam, diremasnya pantatku yang bundar montok indah, serta dielus-elusnya anusku, sekalian nikmati dera goyanganku pada rudalnya. Serta pada akhirnya kami berdua berteriak. 

“Buu Liinnaa.. Saya tidak kuat .. Beri kesenangan lebih bu.. Denyutan diujung rudalku telah tidak tertahankan” 

“Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang-layang.. Saya ingin keluarr” . 

Lalu Sandy memintaku untuk memutar tubuh menghadap pada dianya serta dibalikkannya tubuhku. Saat ini saya ada di bawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandy meningkatkan ke-2 kakiku kebahunya selanjutnya dia bersimpuh di muka memekku. 


Sekalian mengayun serta memompa rudalnya secara cepat serta kuat. Saya dapat lihat bagaimana muka Sandy yang tidak tahan akan denyutan diujung rudal yang makin menekan seolah ingin meledak. 

“Buu… Pleaass.. See.. Saya akaan meleedaaakkh!” 

“Tungguu Saan.. Orgasmeku mauu.. Hadir ssayaang.. Kita saling yaa..” 

Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret… tidak tertahankan bendungan Sandy bobol memuntahkan spermanya di vaginaku. Dengan bertepatan akupun mendengus serta meneriakkan erangan kesenangan. 

Selekasnya kusambar bibir Sandy, kukulum dengan hangat serta kusodorkan lidahku ke rongga mulut Sandy. Kudekap tubuh Sandy yang mengejang, basah tubuh Sandy dengan peluh menyatu dengan peluhku.

Rajabakarat Situs Casino Online Terpercaya Dan Terbaik Di Indonesia