Rajabakarat Situs Casino Online Terpercaya Di Indonesia

Sabtu, 23 Februari 2019

Cerita Sexs - Gadis Bernama Maria Yang Manis Merayu Akhrnya Ku Entot



Cerita Sexs – Maria. Itu namaku. Ke-2 orang tuaku wafat sebab kecelakaan saat saya berumur 11 tahun. Waktu itu, saya betul-betul sendirian. Perasaan takut serta kesepian menyerang hati serta pikiranku. Yang sangat memilukan ialah, saya benar-benar belum pernah diperkenalkan atau bertemu dengan kerabat bapak ataupun ibu. Saya belum pernah menanyakan. Sampai kini saya cuma kenal bapak serta ibu saja. Serta itu telah lebih dari cukuplah bagiku. Kami bertiga begitu bahagia. 


Saya tidak ingat, bagaimana saya dapat sampai di panti bimbingan itu. Yayasan Bunda Erika, saya membacanya dalam suatu papan nama di muka pintu masuk bangunan itu. Disana, banyak anak-anak yang seumuran denganku. Kedatangan mereka membuatku sekurang-kurangnya “lupa” akan kemalangan yang barusan menimpaku. Tidak lamapun, saya terasa jika saya sudah temukan rumah baru bagiku. Enam bulan juga berlalu. 

Dalam satu hari yang cerah, mendadak kami dibangunkan oleh Bunda Risa, salah satunya pengurus dalam tempat kami. 
“Ayo bangun, cepat mandi, gunakan baju terunggul kalian, sesudah itu kalian mesti bergabung di aula. Kita akan kehadiran seorang yang begitu istimewa”, tuturnya sekalian tersenyum hangat. 
Serta saya juga menanyakan, “Bunda, tamu istimewanya siapa sich? Artis ya?” 
“Mungkin ya..”, kata Bunda Risa sekalian ketawa kecil. 
“Karena ia ialah putra tunggal dari pemilik yayasan ini..” 

Tidak kusangka, pertemuanku dengan Erik Torian dapat merubah hidupku, semuanya. Waktu ia melalui barisan anak-anak yang lainnya, ia tidak diduga berhenti pas di depanku. Senyuman misterius menghiasi mukanya. Dengan tempat membungkuk, ia memerhatikan wajahku dengan cermat. Temannya yang turut dengannya juga turut memerhatikan diriku. 



“Ada apakah Torian? Apakah kau kenal dengan anak ini?”, tanyanya. 
“Tidak”, Erik masih tetap memandangiku sekalian menggenggam mukaku, seakan-akan saya tidak bernyawa. 
“Sempurna” tuturnya dingin. 
“Seperti boneka..” 
Saya meyakini sekali ia bergumam [“..boneka yang saya idam-idamkan”] 
Lantas ia melepas wajahku serta langsung meninggalkanku demikian saja. 


Satu hari sesudah kunjungan itu, Erik bersama dengan temannya itu kembali berkunjung ke yayasan, untuk mengambil diriku. 
“Halo.. Maria” Erik melemparkan senyum yang berlainan dari tempo hari. 
“Mulai sekarang ini, aku-lah yang akan menjaga serta mengatur Maria. Kamu tidak mesti menyebut saya ‘ayah’ atau panggilan yang lain, panggil saja saya Erik.” 
Sekalian mengubah pandangannya ke temannya, ia meneruskan,”Nah.., ini ialah temanku, namanya Tomi.” 
Akupun menyunggingkan senyuman mengarah Tomi yang membalasku dengan senyuman hangat. 

Saya benar-benar tidak yakin jika nyatanya Erik tinggal sendirian di dalam rumah megah semacam ini serta masih tetap berumur 24 tahun waktu itu. Diam-diam, saya takjub dengan tampilan Erik serta Tomi yang begitu menarik. Ada di tengahnya mereka saja sangatlah membuatku special. Erik sangat baik padaku. Ia tetap membelikan baju-baju indah serta boneka porselain untuk dipajang dikamar tidurku. Ia begitu memanjakan saya. Tetapi, ia pun berlaku disiplin. Saya tidak diijinkan untuk keluar rumah tidak hanya ke sekolah tiada dianya. 

Empat bulan berlalu, perasaan sayangku pada Erik mulai makin bertambah. Hari itu, saya mulai terasa jemu di dalam rumah serta Erik belumlah pulang dari kantor. Saya juga menunggunya untuk pulang sekalian bermain Play Station di kamarku. Pas jam 10.30 malam, saya dengar nada pintu di samping kamarku berbunyi. 
“Erik telah pulang!!”, pikirku suka. 

Saya juga lari keluar kamar untuk menyambutnya. Tetapi, di muka kamar Erik saya berhenti. Pintunya terbuka dikit. Serta saya dapat tahu apakah yang berlangsung di sana. Erik bersama dengan seseorang wanita yang begitu cantik, memiliki rambut panjang, kulitnya juga prima. Saya cuma dapat terdiam terpaku. Saya lihat Erik mulai menciumi bibir wanita itu dengan penuh nafsu. Tangannya meraba-raba serta meremas payudara wanita itu. 



“Ohh..Erik” 

Pelan-pelan, tangan Erik membuka rok wanita itu serta menari-nari di seputar pinggul serta pahanya. Tidak lama, Erik telah habis menanggalkan baju wanita itu. Erik merebahkan wanita itu ke tempat tidur serta menindihnya, tangan Erik bermain-main dengan badan wanita itu, menciuminya dengan membabi buta, menciumi leher, menciumi payudara wanita itu sekalian meremas-remasnya. 

“Ohh..Eriik..” Saya dengar desahan wanita itu. 

Saya memandangnya. Saya tidak yakin jika saya melihat itu semua. Tetapi, saya tidak berjalan dikit juga. Saya tidak dapat. 

Erik juga buka resleting celananya serta keluarkan ‘senjata’nya, ke-2 kaki wanita itu dipegang dengan tangan Erik serta Erik selekasnya menancapkan ‘senjata’nya ke liang wanita yang telah basah itu dengan begitu kasar. Wanita itu mengeluh dengan keras. Tiada sadar, pipiku telah dibasahi oleh air mata. Hatiku berasa sakit serta nyeri. Tetapi, saya tidak dapat bergerak dari sana. Saya masih lihat tindakan Erik tiada berkedip sekalian berlinang air mata.

Erik masih tetap meneruskan permainannya bersama dengan wanita cantik itu, ia menggerakkan pinggulnya maju serta mundur dengan cepat sekali. Teriakan kenikmatan dari wanita itu juga membahana di semua ruang. Sepuluh menit sesudah itu, Erik tampak kejang sekejap sekalian mengeluh ketahan. Erik juga menghela napas serta beristirahat sesaat, masih juga dalam rangkulan wanita itu. Permainan selesai. 

Tetapi saya masih tetap mematung di muka kamarnya, memerhatikan Erik dari samping pintu yang dikit terbuka. Saya tidak ingin berjalan pun, seakan-akan saya menyengaja ingin diketemukan oleh Erik. Benar saja, saya lihat Erik berbenah memberesi pakaiannya serta berjalan ke arah pintu. Ia buka pintu serta lihat diriku mematung sekalian menangis disana. Ia memperhatikanku sesaat serta senyuman misterius itu ada kembali. 

Ia juga membungkukkan tubuhnya, 
“Hey, tukang ngintip cilik. Saya tidak geram kok. Akan tetapi, saya telah menyiapkan hukuman yang pas untukmu. Tetapi, tidak sekarang ini. Mari, saya temani kamu sampai kamu tertidur. Jika kamu lelah, besok bolos saja.” 
Erik juga menggendongku yang masih tetap terisak kekamar tidurku. Serta semalaman ia tidur sekalian memelukku dengan hangat. 
“Aku..saya..sayang Erik” 
“Erik ialah milikku..cuma milikku seorang” 
Pikiranku berputar pikirkan hal tersebut. Tidak lama, saya juga tertidur lelap. 

Ini hari ialah lagi tahunku yang ke-14. Saya suka sekali, sebab Erik sudah menyiapkan satu pesta ulang tahun untukku dalam suatu hotel bintang 5. Ballroom hotel itu begitu indah, Erik mempersiapkannya dengan istimewa. Saya juga kenakan gaun berwarna putih yang baru dibelikan Erik. Kata Erik, saya begitu cantik dengan pakaian itu, “Kamu pas sekali dengan warna putih, begitu matching dengan warna kulitmu.. Serta kembali, saat ini.. kamu makin cantik.” 



Rekan-rekan perempuanku pun berdecak takjub lihat penampilanku waktu itu. 
“Kamu cantik ya Maria? Mujur sekali kamu miliki bapak angkat seperti Erik..” 
Kata Sara, rekan baikku sekalian ketawa meledek. Sara melirik mengarah Erik yang tengah duduk di meja sudut bersama dengan Tomi. 
“Hey Maria, Erik itu ganteng sekali ya? Temennya juga. .” tutur Sara sekalian ketawa kecil. 
Saya juga cuma dapat ketawa, saya juga menetujuinya. Belakangan ini, kami memang jadi seringkali mengulas masalah cowok. Mungkin sebab puber. Tidak lama, Aryo temanku yang kelihatannya senang denganku hadir, sekalian menyerahkan hadiah, ia mencium ke-2 pipiku. Tiada sadar pipiku bersemu merah. 

Sesudah pesta selesai, Erik mengajakku istirahat di kamar hotel. Saya cukup lelah, tetapi saya suka. Serta setiba di kamar, saya memeluk Erik sekalian mengatakan terima kasih. 
“Terima kasih Erik..saya sayang sekali sama Erik..” 
Erik juga membalas pelukanku sesaat dan melepasnya, serta ia menggenggam ke-2 lenganku sekalian memandangku dengan serius. Saya juga terasa bingung serta dikit takut. 
“..Erik? Mengapa? Geram yaa? Saya..lakukan kekeliruan apakah?” 

Tiada banyak bicara, Erik menggeretku ke tempat tidur, melepaskan dasinya serta memakainya untuk mengikat ke-2 tanganku dengan kencang. Saya memekik serta mulai menangis. 
“Eriik!! Sakit!! Mengapa??!!” 
Ia melihatku dengan pandangan geram. Lalu berteriak, 
“Kenapa??!! Mengapa katamu?! Kamu itu wanita apakah??!! Masih tetap kecil telah kenal lelaki!! Telah kuputuskan! Kamu mesti di hukum atas perbuatanmu baru saja serta perbuatanmu 2 tahun waktu lalu!!” 


Deg. Jantungku berasa berhenti mengingat peristiwa itu. 
“Erik geram..”, pikirku. 
Saya juga terasa ketakutan. Saya takut dibenci. Saya tidak ingin kehilangan kembali orang yang kusayangi. 
Tidak diduga, Erik menarik gaunku dengan begitu kasar hingga jadi robek. Saya berteriak. 
“Ini mengakibatkan jika jadi wanita genit!!” 
Erik menariknya kembali untuk ke-2 kalinya, baju dalamku makin tampak. Celana dalamku akan dilepasnya. 
“Erriik!! Jangaan!!”, saya berteriak ketakutan. 

Terlambat, saya telah telanjang keseluruhan. Cuma sisa-sisa gaunku-lah yang masih tetap sembunyikan beberapa bagian tubuhku dikit. Erik melihatku dengan penuh nafsu. Nafasnya terdengar berat penuh dengan kemarahan serta birahi. Ia juga meredam tanganku yang terikat serta mendekatkan bibirnya ke bibirku. 
“Aku mesti jadi orang pertama yang..” 
Erik tidak mengakhiri beberapa katanya serta mulai melumat bibirku dengan dikit kasar. 
“Hmmphh..” 
Untuk kali pertamanya saya rasakan ada getaran yang aneh pada tubuhku. Sensasi yang belum pernah kurasakan awal mulanya. 
Erik selalu bersambung menciumku, saya dapat rasakan lidahnya memijat lidahku. Saya juga ikuti permainannya, dikit takut, dikit ingin tahu. Erik mulai meremas-remas payudaraku yang belumlah tumbuh sepenuhnya. 
“Ahh..” 
Saya mulai nikmati getaran aneh pada diriku. 
“Panas..badanku berasa panas..Erik..” pikirku dalam hati. 
Erik meneruskan ciumannya ke leher serta menggigitnya dikit, remasan tangannya di payudaraku semakin kuat. 
“Ahh..!!” nafasku semakin mengincar. 

Tidak diduga Erik berhenti serta melihatku sekalian tersenyum misterius. 
“Hmm..kamu menyenanginya kan? Ya kan, setan cilik?” 
Mukaku bersemu merah, tetapi sangat takut untuk bicara, tubuhku bergetar hebat. Erik melepas kemejanya serta celananya, masih tetap memandangiku. Saya sangat malu untuk melihat mukanya. 
“Aku perasaan, kamu telah siap untuk permainan setelah itu..” 
Erik ketawa kecil, dikit kemarahan masih tetap tersisa pada dianya. Erik kembali menciumiku, kali inilah meremas payudaraku sekalian menghisapnya. 
“Hhh..!!” 
“Tidak apa-apa..jika Erik..tidak apa-apa.” pikirku. 

Saya pejamkan mataku erat-erat saat Erik mulai masukkan ‘senjata’nya ke diriku. 
“Emm..” saya tidak berani katakan jika saya terasa sakit. 
Erik mulai tidak sabar, serta ia memasukkan dengan kasar. 
“Aaahh..!!” 
Saya menjerit serta mulai menangis kembali. ‘Senjata’nya telah masuk diriku sepenuhnya serta sakit yang kurasakan itu dikit aneh, ada kesenangan di dalamnya. Saya mulai dikit meronta sekalian berteriak. Tetapi Erik menahanku dengan kuat. Erik menciumi diriku yang bergetar hebat dengan dikit paksa. Jemu dengan tempatnya, Erik mengubah tempat tubuhku jadi telungkup. 
“Erriik..!! tidaak!!” saya begitu malu lakukan tempat itu. 

Tapi Erik tidak perduli serta meneruskan kembali permainannya. Setiap saat badan Erik menghentak, saya menjerit sekeras-kerasnya. Erik lakukan pergerakan menghentak itu dengan teratur, serta tidak diduga saya rasakan getaran yang begitu hebat dalam diriku, saya rasakan ‘liang’ku 
menyempit sebab otot-otot di tubuhku jadi tegang. Saya juga berteriak lebih keras dari mulanya. 

“Ohh..Maria.” 
Saya rasakan tangan Erik meremas pinggulku dengan kuat. Badan Erik mengejang, serta cairan deras juga mengalir dari ‘liang’ku. Saya mendesah panjang. Tubuhku masih tetap bergetar. Erik masih tetap menindihku serta mulai menciumi punggungku. 
“Hhhmm.. pilihanku memang tetap tepat”, gumamnya. 
Saya pilih untuk diam. Erik berubah ke sampingku. Ia memandangiku yang masih tetap berlinang air mata. Tersenyum Erik mengecup kepalaku sekalian mengelusnya. 
“Maria, kamu ialah milikku seseorang.. tidak ada satupun yang bisa menyentuhmu tiada seizin-ku.” 

Erik memeluk tubuhku yang kecil dengan erat. 
“Ya Erik..saya ialah milikmu. Saya akan lakukan apa yang kau perintahkan, asal kau tidak membenciku.” Saya masih tetap terisak. 
“Anak bodoh.. Saya tidak pernah membencimu Maria..” 
Pelukan Erik makin erat. Mukaku berasa panas. Serta saya selekasnya membenamkan diriku ke pelukan Erik. 

“Terima kasih..Erik.” 

TAMAT

Cerita Dewasa, Cerita Sexs, Cerita Hot, Cerita Panas, Selingkuhan, Adik Ipar Ngetot, Kakak Ipar, Perselingkuhan, Ngawe, Tante, Bahenol,Seksi,Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri

REPOST BY : SITUS POKER ONLINE


Ikuti Channel Kami di CERITA DEWASA


Rajabakarat Situs Casino Online Terpercaya Dan Terbaik Di Indonesia