Cerita Sexs – Di muka rumahku ada seseorang ibu muda yang sebetulnya tidak cantik tetapi begitu menarik. Ia telah bersuami serta memiliki 3 anak.
Umurnya kurang lebih pada 38-40 tahunan tetapi muka serta bodynya terlihat lebih muda 10 tahun. Sebutlah saja namanya tante Tyas. Tante Tyas ini kerja di lembaga pemerintah dimana ibuku pun kerja disana, jadi mereka rekan sekantor.
Cerita ini bermula biasanya saya diminta oleh mamaku untuk menyerahkan berkas-berkas pekerjaan pada tante Tyas. Hingga saya juga jadi akrab dengannya.
Saat malam itu seperti umumnya ibu menyuruhku ke tempat rumah tante Tyas untuk menyerahkan berkas-berkas pekerjaan itu, sekalipun saya berpamitan keluar untuk bermain.
Kuketuk pintu tempat tinggalnya seringkali sampai lelah ku menanti di muka tempat tinggalnya.
Kok terlihat sepi, apakah pada melancong, tetapi mobilnya tante Tyas berada di garasi, gumamku dalam hati. Selang beberapa saat pintu dibuka oleh wanita muda kurang lebih umurnya 20 tahunan yang nyatanya ialah pembantunya tante Tyas.
“Tante Tyas-nya ada mbak Arum”, tanyaku kepadanya.
“Oh ada dik Miki, masuk dahulu tante Tyas masih tetap mandi”, kata mbak Arum sekalian menyalakan lampu ruangan tamu.
Saya duduk termenung sendirian serta untuk yang kesekian kalinya saya minum sirup dingin yang sejak dari barusan disuguhi oleh mbak Arum. 5 menit lalu dari ruangan tengah terlihat tante Tyas keluar dari kamar mandinya dengan badan hanya ditutup oleh handuk.
“Wow padat pun tubuhnya ya,” kataku dalam hati.
“Eh dik Miki, sudah lama ya nunggunya”.
Saya masih terpaku lihat tubuhnya yang indah serta padat berisi yang tidak tertutup semuanya oleh handuk itu.
“Dik, lihat apa’an sich kok hanya bengong?”
“Eh anu……. ‘te lihat….. susu eh lihat paha ding…. eh tidak lihat apa-apa kok ‘te”, jawabku kebingungan.
“Dik Miki ini ada saja. Diminta ibu ya, di kamar tante saja ya nyerahin berkasnya, tante nantikan lho!”
Saya lebih kebingungan, kok tumben ngomong seperti gituan. Dengan polosnya saya ikuti beberapa katanya barusan.
Sampai ku di muka pintu kamarnya ku ketuk pintu itu, serta dari dalam terdengar jawaban untuk menyuruhku masuk. Ku membuka pintu kamarnya dengan berhati-hati. Sesudah ku masuk di kamarnya, begitu kagetnya saya lihat badan mulus telanjang tante Tyas sudah terlentang melawan diatas ranjang.
“Ini kan yang sampai kini kamu pikirkan serta kehendaki dariku, ya kan Mik?”
Saya tidak menjawabnya sebab saya belum juga sadar dari kebingunganku atas apakah yang kulihat di muka mataku saat ini.
“Sini Mik, naik ke ranjang puasin tante ya, tidak butuh malu, ini kan yang kamu penginin”
Saya menuruti beberapa kata tante Tyas dengan naik ke ranjangnya. Tidak diduga tanganku dipegangnya lantas ditempatkan ke payudaranya yang kurang lebih memiliki ukuran 34c. Diletakkannya tanganku serta kuremas-remas payudaranya yang samping kiri serta kepalaku menciumi serta mejilati payudaranya yang samping kanan dengan birahi yang telah meninggi.
“Oouugghh… oouugghh…. sedot selalu Mik …. oouugghh.. digigit dong!!!”, tante Tyas rupanya telah terlelap dalam birahinya juga. Matanya merem melek nikmati payudaranya yang tengah kunikmati. Tidak diduga tante Tyas melepas bajuku serta menyuruhku untuk terlentang.
Nyatanya tante melepas pun celanaku serta memlorotkannya dengan nafsu yang bergelora. Seperti apakah yang kuharapkan berlangsung pun, penisku dilumat-lumatnya, dihisapnya sampai gemetar tubuhku dibuatnya. Saya bergelinjangan meredam kesenangan yang pertama-tama saya rasakan.
“Mik, cium dong memek tante!”
Kucium memeknya yang berbulu tipis serta bau wangi, rupanya tante Tyas menjaga milik-nya dengan baik. Tante tyas bergelinjangan, mendesah-desah sebab kujilati memeknya. Kumain-mainkan ‘kacang’-nya dengan lidahku serta terkadang kutusuk lobang memek-nya. Tubuhnya makin kehilangan kendali, makin kurasakan lembabnya memeknya sebab tubuhnya dirangsang dengan hebat.
“Mik tante tidak kuat nih, masukin dong penismu!”
Bleeesss…… bleeesss….. bleeesss…… kusodok-sodok dengan keras serta tante Tyas mengimbanginya dengan goyangan pinggul serta pantatnya.
“Tante, Miki sudah ingin keluar… uuuhhhh… oooohhh…. uuuuhhh….”
“Tahan Miki… yeaah… ooouuuh… ”
Goyangan tante Tyas makin liar yang membuat diriku makin tidak tahan kembali, yang akhirnya… crrooott…. crrooottt….
Serta di memeknya berasa hangat oleh cairan yang membanjir bertepatan dengan bergetarnya badan tante Tyas.
“Oouugghh….. ooouuuhhh… yeaahh.. yeaahh… uuhh… saya senang Mik, terima kasih ya !”
Kuambil bajuku serta kupakaikan walau tubuhku penuh keringat yang bercucuran. “Besok temenin tante kembali, ya Mik!”, desah tante Tyas dengan badan lemas serta masih tetap bertelanjang.
Sesampaiku di dalam rumah langsung diterima oleh mamaku, saya juga jadi ketakutan kalau-kalau mamaku tahu apakah yang barusan berlangsung. “Darimana saja kamu, main-main saja jadi lupa belajar, telah sana ke kamar belajar”. Saya juga lega nyatanya mamaku tidak paham, saya juga lari ke arah kamarku sekalian tersenyum sebab saya sudah nikmati apakah yang belumlah saya rasakan awal mulanya.
Sesudah peristiwa itu, saya serta tante Tyas beberapa bulan lamanya lakukan affair yang begitu hot. Kami kerjakan itu terkadang di dalam rumah tante Tyas, terkadang di hotel, terkadang juga pernah di rumahku jika kembali kosong. Intinya dimana ada tempat untuk bercinta tentu akan tidak kami terlewat.
Sampai satu malam di dalam rumah tante Tyas seperti umumnya saya hadir ke tempat tinggalnya. Saya langsung diterima mbak Arum, yang saya meyakini ia sudah mengetahui mengenai affairku dengan nyonya-nya.
“Masuk saja mas Miki,ibu telah menuggu dari tadi”, sambutnya dengan ramah. Saya langsung masuk ke kamar tante Tyas serta kubuka langsung celana serta bajuku. Tante Tyas juga lakukan hal sama.
“Kok lama sich Mik, tante kan sudah kedinginan nih!”, kata tante Tyas dengan manja serta menghampiriku untuk memeluk tubuhku serta menciumi bibirku, masukkan lidahnya di mulutku hingga lidahku juga sama-sama ber-“silat lidah”. Sekalian kucium ku membuka tali BH-nya yang masih tetap menempel di tubuhnya serta lantas kuciumi puting payudaranya yang telah mengeras. Tante Tyas kubikin merem-melek.
Kudorong tubuhnya ke ranjang lantas kubuka celana dalamnya, langsung kuciumi memeknya yang telah lembab. Kujilat-jilat turun naik serta kugigit “kacang”nya, demikian selanjutnya sekalian tanganku meremas-remas payudaranya.
“Ouugghh… oouugh… oouugghh… selalu Mik… tante senang seperti ini….. oouuugghh….. yeeaahhh….”.
Serta kubalik arah tubuhku hingga membuat angka 69. Tante Tyas melumat-lumat penisku keluar masuk mulutnya serta mainkan lidahnya di “helm” penisku. Pun kadang-kadang ia mainkan lidahnya di “telur” ku dari pangkal sampai ujung. Saya juga makin terangsang menciumi memek-nya yang makin membanjir.
“Oohh… uuhh… oouuhh… Mik Tante tidak kuat kembali nih… ouughh… tante ingin keluar, Mik”.
“Aku pun ‘te aahhh… uuhh… saya keluarin di dalam mulut ya ‘te.. aahhh… uuuhhh.. aauuhhgg….”
Tubuhku kami makin menghebat serta kurasakan air maniku keluar deras ke mulutnya. Begitupun mulutku berasa kemasukan lendir yang warnanya seperti air susu.
Kami juga rebahan sama-sama berpelukan, serta 5 menit lalu kami lakukan kegiatan senggama yang dari barusan belumlah kami kerjakan. Langsung kumengkangkangkan kakinya hingga memeknya tampak jelas serta begitu pas pun gampang untuk di-“tusuk” oleh penisku yang memiliki ukuran 15 cm dalam kondisi menegang.
Bleess… bleesss… keluar masuk penisku di memeknya yang dibarengi desahan yang menderu deru tante Tyas. “Ouggh… oouuugghh… eemmmmhhh…. uuhhh… yeahh.. uuuhh… yang keras dong Mik…. aahh.. uuhhh.. yeeahh..”. Makin kurasakan basah di batang penisku, membuatku lebih bernafsu.
Kami juga bertukar tempat, saya yang di bawah serta tante Tyas diatas menempati tubuhku. Goyangan pantat serta pinggulnya kulihat jelas mengocok-ngocok penisku. Merem-melek tante Tyas sekalian mendongakkan kepalanya rasakan kesenangan yang tanpa taranya. Kudorong-dorong pantatku ke atas untuk menyamakan gerakannya yang makin menggila.
“Oh… oouuhh… Mik… Ouugh… enakkk… ouugh… yeaah… terruuusss….. yeeaahh….”.
“Tante saya ingin keluar nih, sudah tidak kuat… oogghh… uuuhhhh… mmmhhhh….”
“Tunggu dulu… Miikk…….. mmhhh… yeeaahh… tahan dahulu Mikkhh….!”, lirih tante Tyas meredam kesenangan yang hampir mencapai puncak. Tonton film semi 18+ di tempat ini click
Goyangan kami juga makin menggila, ke kanan-kiri, turun-naik serta tidak diduga badan tante Tyas bergetar serta bergelinjang hebat, kurasakan cairan yang hangat dari dalam memek tante Tyas.
“Oouugghh….. uuuhh… uuugghh….. yeaaaahh…. mmmhhhh….. ouugghh yeaahhh…. uuuhhh… mmmmmhhh… aaahhhh…. yeeaahhh… tante telah keluar Mik, saat ini giliran kamu, cayang!”
Kulepas penisku serta langsung dicapai oleh tangannya tante Tyas untuk dimasukkan ke mulutnya, dikocok-kocok oleh tangannya yang lembut lantas dimasukkan kembali ke mulutnya, dimain-mainkan oleh lidahnya. Selang beberapa saat maniku juga keluar. Crooott…. crooottt….. crooottt…. kusiramkan ke muka tante Tyas serta ia menjilatinya dengan nikmat seperti menjilati es cream yang telah mencair. Kita berdua juga tergelepar dengan keringat yang masih tetap bercucuran sesudah dikit kerja keras untuk memperoleh satu kesenangan. Badan kami yang masih tetap bertelanjang sama-sama berpelukan serta sama-sama menciumi bibir dengan mesra.
Cerita Dewasa, Cerita Sexs, Cerita Hot, Cerita Panas, Cerita Porno, Ngawe, Tante Ngetot, Saudara Tiri, Ngentot dengan saudara, Tante Yang Semok
REPOST BY : SITUS POKER ONLINE